Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak
Apa itu TANTRUM?
Menurut Wikipedia, Tantrum adalah ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel marah, resistensi terhadap upaya untuk menenangkan, dan dalam beberapa kasus, kekerasan.
Kali ini Saya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana Saya dan Anak Lelaki saya ketika dia sedang tantrum. Namanya Zack, saat ini umurnya sudah empat tahun empat bulan. Sebenarnya tantrum nya kali ini udah gak "separah" tantrum nya diwaktu Zack berumur dua tahun. Jujur sih, kepala saya rasanya kaya mau pecah kalau Zack lagi tantrum. Makanya kadang saya agak menunda jam pulang kantor, apa lagi kalau di kantor lagi pusing-pusing nya banyak kerjaan. Karena kalau udah pusing kerjaan ditambah anak tantrum, wah bisa gila beneran saya nantinya.
Istri saya sih yang sering nasehatin agar saya lebih bersabar lagi dengan anak lelaki kami tersebut. Apa lagi kalau udah ada sindirian, waktu saya kecil dulu lebih parah tantrumnya. Sampai kaca jendela dirumah dipecahin cuma karena saya minta duit jajan kemudian ga dikasih sama Ibu. Ya, Alm Ibu sudah cerita ke istri, bagaimana saya sewaktu kecil dulu.
Kalau diingat lagi, iya juga sih. Alm. Bapak dan Alm. Ibu pasti punya banyak stok sabar dalam mengasuh saya, kakak-anak. dan adik. Ada kalanya saya sering kehabisan stok sabar dan sering bablas ke anak-anak. Pernah, suatu malam. Didalam mimpi jumpa dengan Alm. Ibu. dimimpi Ibu kayak lagi nasehatin saya supaya lebih bersabar lagimenghadapi anak-anak. Teori rasanya mudah. Tapi prakteknya suliiiiit....
Setelah berdiskusi dengan Istri, kami menarik kesimpulan bahwa cara mengatasi ketika anak tantrum tuh cuma dua solusinya, yaitu :
1. Sebagai Orangtua, kita harus tetap tenang ketika anak tantrum.
2. Lebih memahami lagi, bagaimana perasaan anak
Belum lama ini, kami pergi ke Mall KOKAS dengan menggunakan motor. Parkiran motor di kokas itu jauuuuh banget dari Mall. Jadi Saya memutuskan agar Zack dan Istri turun diMall, dan Saya ke Parkiran. Lumayan lama mereka menunggu. Gak lama dapet kiriman whatsapp dari istri kalau Zack duduk di lantai. Orang-orang pada ngeliatin. Ya, saya bilang tunggu saja. Biarin aja anak nya kalau mau begitu, yang penting aman. Tidak membahayakan dan tidak merugikan pengunjung lainnya.
Benar saja, ketika saya sampai ke Mall, ini anak masih duduk dibawah dengan muka ditekuk, asemmm! Terus Zack langsung mengungkapkan apa yang di mau. Ternyata dia sudah lapar, haus juga, dan panas. Marah karena saya lama banget datangnya.
Duh belum juga senang-senang ke Mall, eh udah disambut dengan muka masam seperti ini. Bisa-bisa jadi gak enjoy nih acaranya.
Negosiasi yang tidak terlalu lama. Saya kasih reward untuk dia bisa pilih mau makan dimana kita di Mall nanti. Padahal ya pilihannya ga jauh dari resto ayam goreng, kesukaannya.
Setelah kenyang, kami pergi keliling Mall. Nganterin istri, ada barang yang ingin dibeli. Karena masih ada dua anak lainnya yang tidak diajak pergi, kami memutuskan untuk tidak berlama-lama di Mall.
Ternyata Zack kembali mogok! Kelihatannya sih dia ini udah ngantuk terus marah ke saya karena ga mau pulang, masih mau main-main di Mall.
Sekarang ini, Zack kalau tantrum udah gak teriak-teriak atau nangis jejeritan. Seringnya begini :
ini dia lagi tiduran di Halte, diliatin orang banyak. Ada beberapa yang ikut membujuk supaya dia bangun, karena kotor banget emang disitu. Tapi gak ada yang berhasil. Saya pun turut menemani didekatnya sambil nego suapa dia mau bangun, dan pulang. Karena langit terlihat mendung.
Lumayan alot. Karena ditawari ini itu tetap tidak mau. Ada kali setengah jam dia guling-gulingan di lantai kotor. Akhirnya kami membiarkan. Gak lama dia bangun tapi tetap tidak mau pulang.
Istri sih yang akhirnya membujuk. Saya udah ga tau lagi gimana caranya biar ini anak mau pulang. Saya udah kepikiran aja kalau nanti hujan gimana.
Emang bener ya, kerjasama suami dan istri itu dibutuhkan. Kalau soal negosiasi sama anak, istri saya selalu bisa dan berhasil. Saya pernah menawarkan sesuatu yang sama seperti apa yang istri saya tawarkan ke anak-anak. ga berhasil. langsung ditolak mentah-mentah. help! ga tau gimana lagi. Ujungnya saya cuma punya satu senjata andalan yang ga mungkin ditolak anak-anak. youtube, games, dan gadget!
Ada kah yang sama seperti saya?
Tidak ada komentar: